Kamis, 21 Juli 2011

dibalik senyum dan ketegaran senyum si Mahadi

mungkin orang mengira jika kami tidak memikirkan masa depan dan hanya menjadikan hidup sebagai ajang pencampuradukan emosi, sensasi dan ambisi yang berujung kepada  kesenangan duniawi,banyak penilaian orang tentang bagaimana kami menikmati perkuliahan kami, menertawakan nilai E yang meski itu adalah lambang dari kegagalan kami, bertindak sesuka hati layaknya orang barbar yang tidak tahu aturan, anarkisme,arogansi, layaknya jurusan itu adalah lembaga yang didirikan oleh nenekmoyang kami sehingga kami bisa bertindak sesuka hati.
Dibalik semua itu kami menyimpan ketakutan luar biasa yang mungkin melebihi rasa takut seorang banci, pertanyaan yang paling sering menjadi sumber kekhawatiran bagi kami adalah "mau jadi apa aku nanti "?,
tawa keras kami bukanlah tanda kebahagiaan tetapi ungkapan kesedihan  kami yang sudah sangat mendalam, langkah tegap kami yang seakan seperti jagoan sebenarnya adalah puncak rasa grogi buat kami mengingat telah banyak pertanyaan akan kelayakan kami sebagai mahasiswa, dan terkadang anarkisme yang kami perbuat bukanlah karena rasa benci tapi itu hanya wujud dari rasa frustasi kami.
kalian mengira mungkin kami adalah baja tapi kami juga manusia biasa, bahkan lebih dari itu kami tinggal sekeping manusia biasa  yang setengah wujud nya telah hancur lebur menjadi abu. tidak ada lagi kepercayaan diri kami dalam berkreasi meskipun kami kaya akan inovasi karena rasa rendah diri yang sudah melekat dalam kepribadian kami,tidak ada rasa cinta karena kami tahu orang hanya menganggap kami seonggok sampah dan tentunya tidak ada lagi mimpi karena kami merasa setengah dari masa depan kami teklah tergadai akibat dari perbuatan kami.Yang ada hanya sedikit rasa bersyukur karena Tuhan masih memberikan waktu buat kami untuk membuktikan bila Mahadi (MAHasiswa AbaDIi)  bukan lah menjadi ujung dari mimpi kami tetapi sbagai motivasi bagi kami bahwa  Mahadi (MAsa depan HArus DIraih)...
atribute for Three Legend : Achiles, Leonidas and Maximus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SELAMAT NATAL IBU, TAHUN INI AKU TIDAK PULANG

Aku merenung sejenak menatap lampu jalanan yang sudah mulai menyala. Ku susuri perlahan trotoar berdebu itu dengan perlahan tanpa berniat un...