Senin, 01 Juli 2013

SEPENGGAL RENUNGAN SAJA

Kenapa kita menutup mata ketika tidur? ketika menangis? ketika membayangkan? ini karena hal terindah di dunia tidak terlihat,, Ketika kita menemukan seseorang yang keunikannya sejalan dengan kita, kita bergabung dengan nya dan jatuh ke dalam satu keanehan serupa yang dinamakan cinta,, Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan, seseorang yang tidak ingin kita tinggalkan,, tapi melepaskan bukan akhir dari dunia, melainkan awal dari suatu kehidupan baru.. kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis,mereka yang tersakiti, mereka yang telah dan tengah mencari, dan mereka yang telah mencoba.. karna mereka lah yang bisa menghargai betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka,, Cinta yang sebenarnya adalah ketika kita meneteskan air mata dan masih peduli terhadapnya, adalah ketika dia tidak peduulikanmu, dan kamu masih menunggu nya dengan setia.. adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu masih bisa tersenyum dan berkata 'Aku turut berbahagia untuk mu' .. Apabila cinta tidak bertemu, bebaskan dirimu.. biarkan hati mu kembali ke alam bebas lagi.. kau mungkin menyadari bahwa kamu menemukan cinta dan kehilangannya.. tapi ketika cinta itu mati, kamu tidak perlu mati bersama cinta itu.. Orang yang bahagia bukanlah selalu mendapatkan keinginannya, melainkan mereka yang tetap bangkit ketika mereka jatuh.. entah bagai mana dari perjalanan kehidupan, kamu belajar lebih banyak tentang dirimu sendiri dan menyadari bahwa penyesalan tidak seharusnya ada, cinta mu akan tetap di hatinya, sebagai penghargaan abadi atas pilihan-pilihan hidup yang telah kita buat.. Lebih menyakitkan menangis dalam hati daripada menangis tersedu atau mengadu.. air mata yang keluar dapat di hapus, sementara air mata yang tersembunyi menggoreskan luka di hati yang tidak akan pernah hilang.. Mungkin akan tiba saat nya dimana kamu harus berhenti mencintai seseorang, bukan karna orang itu berhenti kita, melainkan karena kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepasnya.. Namun bila kau benar-benar mencintai seseorang, jangan lepaskan dia.. bila dia tidak membalasmu, barangkali dia tengah ragu dan mencari, jangan percaya bahwa melepaskan berarti kamu mencintai tanpa suatu balasan, mengapa tak berjuang demi cinta mu? mungkin itu lah cinta sejati mu.. Kadangkala orang yang paling mencintaimu adalah orang yang tak pernah menyatakn cinta padamu, karna takut kau berpaling dan memberi jarak, dan bila ia suatu saat pergi, kau akan menyadari ia adalah cinta yang tidak kamu sadari.. Maka mengapa kau tak mengungkapkan cintamu, bila kau memang mencintainya, meskipun kau tak tau apakah cinta itu ada juga padanya??????????? hhaahaha,,, postingan kale ni BERLE... MAUP DI DARAT Semoga Bermanfaat . AMS

Selasa, 25 Juni 2013

Asal-usul Marga Sihombing




Lumbantoruan merupakan salah satu marga dari suku Batak, diwarisi oleh semua yang bermarga Lumbantoruan, baik lelaki maupun wanita dari garis keturunan Bapak secara turun-temurun. Lumbantoruan yang pertama bergelar BORSAK SIRUMONGGUR, merupakan anak kedua dari Sihombing yang mempunyai 4 orang anaklaki-laki dengan urutan sebagai berikut:

Silaban gelar Borsak Junjungan
Lumbantoruan gelar Borsak Sirumonggur
Nababan gelar Borsak Mangatasi
Hutasoit gelar Borsak Bimbinan.

Marga yang diwarisi oleh keturunan masing-masing adalah Silaban, Lumbantoruan, Nababan, dan Hutasoit. Keempat gelar tersebut sering dipakai sebagai nama perkumpulan marga oleh keturunan yang bersangkutan di perantauan, atau sebagai nama nenek moyang dari marga yang bersangkutan. Misalnya marga Lumbantoruan, pomparan (keturunan) dari Borsak Sorumonggur.

Perlu dicatat bahwa mayoritas orang yang bermarga Lumbantoruan memakai marga Sihombing, sedangkan yang bermarga Silaban, Nababan, dan Hutasoit hanya sedikit yang memakaimarga Sihombing.

Mengingat keturunan dari masing-masing marga telah banyak jumlahnya, maka sejak puluhan tahun yang lalu telah disepakati oleh keturunan dari empat bersaudara: Silaban, Lumbantoruan, Nababan, dan Hutasoit untuk boleh saling mengawini. Artinya,lelaki dari masing-masing marga ini boleh mengawini perempuan marga lainnya dari kelompok empat marga yang bersaudara tersebut. Persetujuan nikah tersebut di dalam upacara tastas bombong.

MENGAPA MARGA ITU PERLU?

Sejak dulu Orang Batak telah mempunyai marga. Marga memegang peranan dalam adat istiadat, budaya, pergaulan, dan kehidupan sosial di lingkungan masyarakat Batak, khususnya dalam rangka melaksanakan falsafah Dalihan na Tolu. Selama- orang masih mengaku dirinya sebagai Orang Batak ia akan tetap memerlukan marganya di dalam penyelenggaraan adat istiadat, budaya, dan tata krama pergaulan di dalam masyarakat, sekalipun ia hidup di perantauan.

Selain itu, marga yang diwarisi secara turun temurun itu dapat berfungsi sebagai family name, yang umumnya pada banyak bangsa di dunia ini diwariskan kepada keturunannya. J adi, marga itu –umpanya Lumbantoruan– dapat berfungsi sebagai salah satu identitas.

SEJAK KAPAN MARGA LUMBANTORUAN ITU ADA?

Di dalam kehidupan sosial dan pergaulan Orang Batak, masing-masing orang yang semarga perlu mengetahui silsilah dan nomor silsilah masing-masing. Kenapa silsilah perlu diketahui adalah untuk membedakan teman semarga yang kita hadapi itu apakah merupakan haha doli (abang) atau anggi doli (adik). Sedangkan gunanya mengetahui nomor silsilah adalah agar kita mengetahui apakah teman semarga yang kita hadapi itu termasuk golongan Bapak, Kakek, Anak, atau Cucu.

Nomor silsilah nenek moyang kita, Borsak Sorumonggur adalah nomor 1. Nomor silsilah anaknya adalah nomor 2, sedangkan cucunya adalah nomor 3, demikian seterusnya. Apabila seorang memiliki silsilah bemomor 15, maka ia akan menyebut marga Lumbantoruan bemomor silsilah 14 sebagai Bapak dan yang bemomor silsilah 16 sebagai Anak.

Dengan memperhatikan nomor silsilah bermarga Lumbantoruan di Jabodetabek, nomor silsilah generasi Lumbantoruan yang hidup sekarang bervariasi, mulai dari nomor 14 sampai dengan nomor 19. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa marga Lumbantoruan sudah ada sejak sekita 3 - 4 abad yang silam.

DI MANAKAH TEMPAT BERMUKIM MARGA LUMBANTORUAN?

Semula, Sihombing bermukim di Pulau Samosir. Mungkin untuk memperoleh ruang hidup yang lebih baru dan lebih baik ia bersama keempat anaknya: Silaban, Lumbantoruan,

Nababan, dan Hutasoit pindah ke Tipang, seberang Danau Toba. Tipang terletak di pantai, selatan Danau Toba, pada tanah pesisir yang sempit, dikelilingi perbukitan yang cukup, tinggi di sebelah selatan, tidak jauh dari Bakara –tempat pemukiman Raja Sisingamangaraja.

Keluarga Sihombing beserta anak-anaknya cepat berlipat ganda di Tipang, hal yang membuat lahan persawahan dan pertanian yang terasa kurang. Oleh sebab itu, sebagian

keturunan Sihombing bermigrasi (pindah) ke dataran tinggi, atau disebut juga Humbang, Semula, keturunan Lumbantoruan mendirikan kampung dekat Lintongnihuta, namanya, Sipagabu. Dari Sipagabu inilah secara bertahap keturunan Lumbantoruan berpencar dii daerah Humbang, yaitu:

a) Lintongnihuta dan sekitarnya

b) Bahalbatudansekitarnya

c) Sibaragas dan sekitarnya

d) Sipultak dan sekitarnya

e) Butar dan sekitarnya.

Di tiga daerah pertama bermukim keturunan Hutagurgur Lumbantoruan, anak sulung Lumbantoruan. Di Butar dan sekitarnya bermukim keturunan Toga Hariara Lumbantoruan, anak kedua (bungsu) dari Lumbantoruan. Di keempat daerah tersebut marga Lumbantoruan merupakan mayoritas ketimbang marga-mara yang lain. Selain di empat daerah itu, keturunan Lumbantoruan juga berbaur dengan Silaban, Nababan, dll

Hutasoit di luar Humbang, persisnya di sekitar Pahae yang berbatasan dengan Angkola. Di Tipang sendiri sampai sekarang masih tinggal bermukim sekelompok Lumbantoruan keturunan Mambirjalang, dalam hal ini Pareme dan Nasorasabat.

Perlu juga diketahui tempat pemukiman ketiga marga keturunan Sihombing (Silaban, Nababan, dan Hutasoit) di Humbang, yaitu:

1. Silaban di Silabanrura, Butar
2. Nababan di Nagasaribu, Lumban Tonga-tonga Paniaran, Sipariama, dan Lumban Motung dan sekitarnya.
3. Hutasoit di Siborong-borong, Butar, Lintongnihuta, dan sekitarnya.

Untuk beberapa abad, persawahan dan pertanian di tempat pemukiman Lumbantoruan masih terasa cukup. Akan tetapi, seiring dengan percepatan pertumbuhan keturunan Lumbantoruan yang cepat berlipat ganda, persawahan dan pertanian pun semakin terbatas. Sejak itulah keluarga-keluarga Lumbantoruan bermigrasi ke tempat lain. Pada masa Perang Kemerdekaan, perpindahan keluarga-keluarga Lumbantoruan makin meningkat ke daerah Sumatera Timur. Secara bertahap hingga sekarang keluarga-keluarga Lumbantoruan (terlebih generasi mudanya) banyak yang pindah ke tempat lain, tersebar hingga ke kota-kota besar dan pulau-pulau lainnya.

Akibatnya sekarang, banyak kampung di Humbang, daerah asal Lumbantoruan, mayoritas penduduknya adalah orang-orang yang sudah tua. Banyak para pemuda meninggalkan kampung halamannya untuk sekolah atau untuk memperoleh hidup yang lebih baik. Di Jakarta, mereka mempunyai Parsadaan (perkumpulan) yang diberi nama Parsadaan Borsak Sirumonggur Sihombing Lumbantoruan Dohot Boru & Bere Se
Jabotabekdep dan sekitarnya.

SIAPAKAH YANG BERMARGA LUMBANTORUAN?

Yang bermarga Lumbantoruan adalah :

1. Pada dasarnya semua orang, lelaki dan wanita, yang mewarisi marga tersebut melalui garis bapaknya.
2. Semua perempuan non-Batak yang sudah diberi (diampehon) marga boru Lumbantoruan melalui proses adat atas permintaanya sendiri dan (calon) suaminya. Suaminya adalah bere dari salah satu keluarga Lumbontoruan, atau anak atau keturunanya dari saudara perempuannya.
3. Semua lelaki non-Lumbantoruan yang diadopsi oleh salah satu keluarga Lumbantoruan.

BAGAIMANA PEREMPUAN ATAU LELAKI NON-LUMBANTORUAN BISA MENJADI LUMBANTORUAN?

Seperti dikemukakan di atas sudah makin banyak keluarga Lumbantoruan yang berdomisili jauh dari daerah asal nenek moyangnya. Dalam situasi yang demikian perkawinan antar suku, bahkan antar bangsa tak terhindarkan. Oleh Sebab itu sudah makin banyak pemuda Lumbantoruan yang menikah dengan perempuan dari suku non-Batak.

Demikian pula para bere dari Lumbantoruan, yaitu anak atau keturunan dari ibu (boru) Lumbantoruan. Dalam hal ini banyak bere dari Lumbantoruan, yang bersama calon isterinya memohon kepada keluarga Lumbantoruan terdekat untuk memberi (mangampehon) marga kepada sang (calon) isteri tersebut . Dengan demikian praktis keluarga Lumbontoruan tersebut “harus” mengadopsi perempuan non-Batak dimaksud menjadi anaknya putrinya atas restu ketiga unsur marga sesuai dalihan na tolu.

Dengan pemberian marga itu, maka :

1. Bere itu mempunyai Hula-hula
2. Anaknya mempunyai Tulang
3. Cucunya mempunyai Bona Tulang
4. Anak cucunya mempuyai Bona ni Ari

Hal yang sama bisa terjadi pada lelaki non-Lumbantoruan, bisa menyandang marga Lumbantoruan melalui proses memberi (mangampehon) marga atas permintaan pihak

keluarga (calon) isteri lelaki dari suku non-Batak tersebut. Hanya memang, peristiwa ini sangat jarang, karena prosedumya lebih ketat dan memerlukan pertimbangan yang lebih matang. Dengan demikian terjamin hak dan kewajibannya dalam adat istiadat orang Batak sampai tiga keturunan
.

hurang lobi mohon di maklumi



AMSONI SIHOMBING


http://sihombing.forumfamilly.com/t1-asal-usul-marga-sihombing-lumbantoruan

Jumat, 21 Juni 2013

Penyesalan,,,,

“Penyesalan selalu datang terlambat”, kata-kata ini seakan sudah menjadi hukum yang disepakati bersama. Jarang sekali pendapat “sesal dulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna” bisa diejawantahkan. Hal ini bisa terjadi karena saya belum bisa menyeimbangkan tiga perangkat penting yang dianugerahkan Tuhan kepada saya : akal, perasaan dan kecerdasan spiritual. Tiga komponen ini adalah satu kesatuan yang tak mungkin dipisahkan.
Sulit sekali memang ketika dihadapkan pada sebuah permasalahan atau pilihan, saya “bertanya” dengan apik kepada ketiga komponen yang kita miliki tersebut. Terkadang, perasaan lebih dominan hingga akal terkalahkan. Jadilah keputusan yang dibuat jauh dari cara pandang secara umum. Atau sebaliknya, akal lebih menguasai hingga kita jadi seorang makhluk yang tak punya rasa empati. Lebih parah lagi ketika kita sama sekali tidak melirik pada kecerdasan spiritual yang saya punyai, dan sayapun tidak terlalu cerdas untuk yang satu ini.
Maafkan saya sahabat. Penyesalan menjadi penting untuk dibahas, karena kecerobohon demi kecorobohan yang saya lakukan akhir-akhir ini. Spiritual yang tak terasah telah membuat saya melaju menjadi seorang hamba yang sombong, kehilangan rasa empati dan sering mengeluh. Pertolongan Tuhan serasa sulit digapai, Syair lagu Bimbo “Aku jauh.. Engkau jauh… Hati adalah cermin.. tempat pahala dan dosa bertarung.. “ seringkali terngiang tapi tak satupun perubahan yang saya lakukan. Saya merasa “stag”, tak bisa bergerak, tak bisa berbuat apa-apa, bahkan menangis pun tak bisa, tak ada yang bisa menyentuh perasaan terdalam padahal saya adalah seorang pria.
“Tangisan adalah senjata” tidak berlaku sama sekali. Hati ini terasa begitu gersang. Saya merasa ngeri dengan diri sendiri, berada di “negeri lain” dan tak menghiraukan dunia yang sudah ada. Saya tidak peduli dengan pandangan teman-teman, saya tidak peduli dengan lingkungan, tidak bisa membedakan hak dan kewajiban, mencampuradukkan benar dengan salah, dan tak ingin berpikir yang membuat lelah. Saya lelah lahir batin. Norak ya sobat ?
Bacaan-bacaan penggugah semangat juga tak mempan.Nasehat demi nasehat dari orang terdekat hanya melintas di telinga untuk sekejap..
jiwa saya gelisah, saya ragu apakah Tuhan dengan apa yang saya perbuat saat ini ?
Dalam hati, saya teriak dan menangis.. hingga curhat-curhatnya yang lain tak sempat saya dengarkan dengan seksama. Saya rasakan “tamparan demi tamparan” Tuhan merasuk dalam hati, sejuk sekali.. Kasih sayang Tuhan serasa menjalar di setiap pembuluh darah.
Penyesalan selalu datang terlambat. berbulan-bulan, cukup lama untuk sebuah kekecewaan dan kemalasan, cukup lama untuk berubah, cukup lama untuk bersekutu dgn Tuhan dan cukup lama untuk mengabaikan sesama. Tiba-tiba rasa takut menyelinap.. andaikan Tuhan memanggil dalam keadaan terburuk itu, sanggupkah saya menghadap-Nya ? ya Tuhan..
“Ya Tuhan, jadikan penyesalan ku ini sebagai penyesalan terakhir. Beri aku kemampuan untuk mengerahkan semua instrument yang Kau anugerahkan sebagai kompas untuk penuntun langkah dalam setiap detak kehidupan, hingga tiada lagi penyesalan tak berguna. Ijinkan aku menitipkan cinta untuk semua makhluk yang telah Kau hadirkan tuk belajarku. Pandu aku untuk bisa selalu mengasihi. Ampuni aku ya Tuhan. Makasih telah ajari aku cintai-Mu lewat jalan yang Kau sukai”

@amsoni SH

Sabtu, 15 Juni 2013

HOLONG...."CINTA"

Cinta adalah ketika kamu yakin bahwa dirimu telah melupakannya, kamu masih menemukan dirimu peduli padanya.
Cinta bukanlah sebuah permainan. Cinta adalah perpaduan dua hati yang saling berjanji, meski pernah tersakiti, cinta tak akan pergi.
Cinta memang butuh 2 hati yang saling percaya, yang meski tak pernah mudah tapi akan bertahan selamanya jika keduanya: SETIA.
Cinta Mencintai seseorang berarti menjadikannya bagian dari dirimu. Itu sebabnya akan terasa sakit saat kehilangannya.
Cinta merupakan perasaan yang sederhana, tetapi memiliki andill besar didalam merubah sesuatu yang tidak mungkin terjadi didalam pikiran manusia.
Cinta sejati bukanlah yang berusaha untuk mengubahmu, tapi yang berhasil menerimamu dan tumbuh dewasa bersama denganmu.
Cinta seorang ibu adalah penyemangat yang memungkinkan seseorang untuk melakukan hal yang menakjubkan.
Cinta tidak bisa salah, hubungan bisa tidak butuh alasan untuk mencintai, tapi butuh lebih dari alasan untuk menjalin sebuah hubungan.
Cinta tidak hanya tentang: "Aku sangat beruntung memilikimu", tapi juga: "Kau sangat beruntung memilikiku".
Cinta yang sejati tidak terletak pada apa yang telah dikerjakan dan diketahui, namun pada apa yang telah dikerjakan namun tidak diketahui.
Cintai dengan tulus, mungkin buatmu terluka, tapi buatmu kian dewasa. Maafkan, memberi hati pelajaran tentang KETULUSAN.
Cobalah sesuatu itu dari hal yang paling kecil atau mudah barulah anda mencoba untuk ke level selanjutnya.


kbotolan tadi gk da kerjaan,,,,
jdi ngumpulin kata-kata ini dari tempat sampah

sedikit lobi/berle,,,
posting agak berbeda dulu

salam hangat
@@@@@@@@@""amss""#######

Senin, 10 Juni 2013

RENUNGAN ULTAH

Bertambah usia, semakin bertambah dekat ajal…

Ketakutan, dosa, hingga kematian menghantui

Sejenak terbayang tiap bab kehidupan lalu

Belum ada syukur yang nyata

Sudah sedemikian banyak waktu terlewat



♫•*¨*•.¸¸ï·²¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ï·²¸¸.•*¨*•♫

Uhhff, tua adalah suatu keniscayaan

Tapi menjadi dewasa? Belum tentu

Terlepas dari semua

Aku cinta…

Sungguh aku cinta pada- Mu

Hanya saja tak sempurna

Tidak sesempurna “mereka”

Sungguh aku benar- benar cinta

Dalam diam, aku cinta



♫•*¨*•.¸¸ï·²¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ï·²¸¸.•*¨*•♫

Hanya ini yang bisa kulakukan untuk- Mu

Cuma ini kemampuanku

Rasa cinta, rasa syukur, dari hati, lisan hingga yang “tampak dariku”

Maafkan jika tak sempurna

Terima kasih buat semuanya

Orangtua dan keluargaku

Buat dia yang Kau hadirkan untukku

Moga hanya untukku

Terimakasih buat sahabat dan teman- temanku

Buat lingkunganku





Ku bawa anggota tubuhku bersujud pada- Mu

Keningku, kedua telapak tangan dan lutut juga kakiku

Memohon ampunan atas perbuatanku

Sungguh, hanya ini yang bisa ku lakukan

Maaf buat ketidak sempurnaan ini

Maaf dengan sepenuh hati

Trimakasi TUHAN,,,

@@@@AMSONI

Jumat, 12 April 2013

Sedikit Renungan

Disaat kamu ingin melepaskan seseorang..ingatlah pada saat kamu ingin mendapatkannya
Disaat kamu mulai tidak mencintainya…ingatlah saat pertama kamu jatuh cinta padanya
Disaat kamu mulai bosan dengannya…ingatlah selalu saat terindah bersamanya
Disaat kamu ingin menduakannya…bayangkan jika dia selalu setia
Saat kamu ingin membohonginya…ingatlah disaat dia jujur padamu
Maka kamu akan merasakan arti dia untukmu
Jangan sampai disaat dia sudah tidak disisimu,
Kamu baru menyadari semua arti dirinya untukmu
Yang indah hanya sementara
Yang abadi adalah kenangan
Yang ikhlas hanya dari hati
Yang tulus hanya dari sanubari
Tidak mudah mencari yang hilang
Tidak mudah mengejar impian
Namun yg lebih susah mempertahankan yg ada
Karena walaupun tergenggam bisa terlepas juga
Ingatlah pada pepatah,
“Jika kamu tidak memiliki apa yang kamu sukai, maka sukailah apa yang kamu miliki saat ini”

Hati Seorang Ayah

Suatu ketika, ada seorang anak perempuan yang bertanya kepada ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbongkok-bongkok, disertai suara batuk-batuknya.
Anak perempuan itu bertanya pada ayahnya : “Ayah, mengapa wajah ayah kian berkerut-merut dengan badan ayah yang kian hari kian membongkok ?”
Demikian pertanyaannya, ketika ayahnya sedang berehat di beranda.
Si ayah menjawab : “Sebab aku lelaki.”
Anak perempuan itu berkata sendirian : “Aku tidak mengerti”.
Dengan kerut-kening kerana jawapan ayahnya membuatnya termenung rasa kebingungan.
Ayah hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anaknya itu, terus menepuk-nepuk bahunya, kemudian si ayah mengatakan : “Anakku, kamu memang belum mengerti tentang lelaki.”
Demikian bisik Si ayah, yang membuat anaknya itu bertambah kebingungan.
Kerana perasaan ingin tahu, kemudian si anak itu mendapatkan ibunya lalu bertanya kepada ibunya : “Ibu, mengapa wajah Ayah jadi berkerut-merut dan badannya kian hari kian membongkok? Dan sepertinya ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit ?”
Ibunya menjawab : “Anakku, jika seorang lelaki yang benar-benar bertanggungjawab terhadap keluarga itu memang akan demikian.”
Hanya itu jawapan si ibu. Si anak itupun kemudian membesar dan menjadi dewasa, tetapi dia tetap juga masih tercari-cari jawapan, mengapa wajah ayahnya yang tampan menjadi berkerut-merut dan badannya menjadi membongkok?
Hingga pada suatu malam, dia bermimpi. Di dalam impian itu seolah- olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimah sebagai jawapan rasa kebingungannya selama ini.
“Saat Ku-ciptakan lelaki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan berusaha untuk menahan setiap hujungnya, agar keluarganya merasa aman, teduh dan terlindung.”
“Ku ciptakan bahunya yang kuat dan berotot untuk membanting- tulang menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya.”
“Ku berikan kemahuan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari titisan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapat cercaan dari anak-anaknya”.
“Ku berikan keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya berbasah kuyup kedinginan dan kesejukan kerana tersiram hujan dan dihembus angin, dia relakan tenaga perkasanya dicurahkan demi keluarganya, dan yang selalu dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih- payahnya.”
“Kuberikan kesabaran, ketekunan serta kesungguhan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerapkali menyerangnya”.
“Ku berikan perasaan cekal dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, didalam suasana dan situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya, melukai hatinya.
Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi dan saling mengasihi sesama saudara.”
“Ku berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengertian dan kesedaran terhadap anak-anaknya tentang saat kini dan saat mendatang, walaupun seringkali ditentang bahkan dikotak-katikkan oleh anak-anaknya.”
“Ku berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan menyedarkan, bahawa isteri yang baik adalah isteri yang setia terhadap suaminya, isteri yang baik adalah isteri yang senantiasa menemani, dan bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka mahupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada isteri, agar tetap berdiri, bertahan, sepadan dan saling melengkapi serta saling menyayangi.”
“Ku berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti, bahawa lelaki itu senantiasa berusaha sekuat daya fikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya dapat hidup didalam keluarga bahagia dan badannya yang terbongkok agar dapat membuktikan, bahawa sebagai lelaki yang bertanggungjawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, kesungguhannya demi kelanjutan hidup keluarganya.”
“Ku berikan kepada lelaki tanggungjawab penuh sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga ( seri / penyokong ), agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh lelaki, walaupun sebenarnya tanggungjawab ini adalah amanah di dunia dan akhirat.”
Terkejut si anak dari tidurnya dan segera dia berlari, berlutut dan berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik ayahnya yang sedang berdoa, ketika ayahnya berdiri si anak itu menggenggam dan mencium telapak tangan ayahnya.
“Aku mendengar dan merasakan bebanmu, ayah.”
Note :
Bila ayah anda masih hidup jangan sia-siakan kesempatan untuk membuat hatinya gembira. Bila ayah anda telah tiada, jangan putuskan tali silaturahmi yang telah dirintisnya dan doakanlah agar Tuhan selalu menjaganya dengan sebaik-baiknya. Amin

Kekuatan Dalam Diri Kita

Sahabatku, pastinya kalian pernah merasa bahwa hidup ini terasa berat, dan kita merasa tidak kuat lagi menjalaninya, tapi apakahbunuh diri jalan keluarnya?tentu saja tidak, sebenarnya masih ada kekuatan dalam diri kita namun kita belum mengetahuinya..
Ada kekuatan di dalam cinta,
Orang yang sanggup memberikan cinta adalah orang yang kuat
Karena ia bisa mengalahkan keinginannya Untuk mementingkan diri sendiri.
Ada kekuatan dalam tawa kegembiraan,
Orang tertawa gembira adalah orang yang kuat Karena ia tidak pernah terlarut dengan tantangan dan cobaan.
Ada kekuatan di dalam kedamaian diri,
Orang yang dirinya penuh damai bahagia adalah orang yang kuat Karena ia tidak pernah tergoyahkan Dan tidak mudah diombang-ambingkan.
Ada kekuatan di dalam kesabaran,
Orang yang sabar adalah orang yang kuat Karena ia sanggup menanggung segala sesuatu Dan ia tidak pernah merasa disakiti.
Ada kekuatan di dalam kemurahan,
Orang yang murah hati adalah orang yang kuat Karena ia tidak pernah menahan mulut dan tangannya Untuk melakukan yang baik bagi sesamanya.
Ada kekuatan di dalam kebaikan,
Orang yang baik adalah orang yang kuat Karena ia bisa selalu mampu melakukan yang baik bagi semua orang.
Ada kekuatan di dalam kesetiaan,
Orang yang setia adalah orang yang kuat Karena ia bisa mengalahkan nafsu dan keinginan pribadi.
Ada kekuatan di dalam kelemahlembutan,
Orang yang lemah lembut adalah orang yang kuat Karena ia bisa menahan diri untuk tidak membalas dendam…
Ada kekuatan di dalam penguasaan diri…
Orang yang bisa menguasai diri adalah orang yang kuat Karena ia bisa mengendalikan segala nafsu keduniawian…
Sadarkah teman bahwa engkau juga memiliki cukup Kekuatan untuk mengatasi segala permasalahan dalam hidup ini? Dimanapun, seberat dan serumit apapun juga…
Karena cobaan tidak akan pernah dibiarkan melebihi kekuatan kita…

Renungan Tentang Ibu

Pernahkah kita mencoba mengingat akan masa lalu… ???
Sembilan bulan kita hidup dalam kandungan sang bunda…
Bunda selalu membawa kita kemanapun ia pergi…
Tak pernah ia berfikir untuk menanggalkan kita walau sejenak…
Lalu kita pun lahir dengan tangis pertama kita menyapa dunia ini…
Bunda pun selalu ikhlas merawat kita dengan penuh kasih sayang…
Kadang kita telah begitu saja mengambil waktu istirahatnya dengan tangis kita di malam hari…  Mengganti popok kita yang basah… Memberikan kita air susu ketika kita lapar…
Dan kita hanya bisa menangis saja ketika itu…
Kita selalu diayun, dipangku dan ditimang-timang
Lalu apa balasan kita waktu itu… ???
Kita sering membuat basah baju bunda dengan air ompol kita…
Dan Bunda tak pernah sekalipun memarahi kita…
Usia kitapun beranjak perlahan…
Ingatkah ketika hari pertama kita masuk sekolah… ???
Setiap pagi, Bunda selalu memandikan kita… menyuapi kita… mengantar kita dan menunggu kita…
Bunda begitu sabar mengiringi hari kita di sekolah…
Dan kita hanya bermain ketika itu…
Lalu ketika kita beranjak remaja…
Bundapun tak henti untuk menghawatirkan kita…
Ketika kita sering pulang terlambat dengan berbagai alasaan…
Bunda hanya menatap dengan penuh cemas…
Padahal mungkin kita hanya bersenang-senang di luar sana…
Ingatkah kita pada saat hari raya idul fitri…
Sering bunda membelikan kita baju, sepatu, celana baru…
Dengan harapan kita akan merasa senang…
Ingatkah pula apa kata kita ketika itu…
“Ah… bajunya udah kuno gak mau ah” bunda ‘nggak tau selera anak muda…
dan bunda hanya tersenyum saja…
Saat kita mengenal cinta akan sesama…
Sering kita membohongi bunda hanya untuk bercinta semata…
Dan bundapun tak pernah lepaskan kasih sayangnya untuk kita…
Ketika bunda bilang… ”Nak… mestinya kamu sekolah dulu yang benar… jangan dulu berpacaran…”
Lantas kita hanya menjawab ”bu, saya udah gede, saya tau apa yg baik buat saya, ibu jangan terlalu mengatur saya dong!!”
Bunda hanya tersenyum dan menatap kita dengan penuh kasih sayang…
Apakah kita ingat saat kita memasuki bangku kuliah…
Bunda dengan penuh semangat memberikan biaya kuliah kita yang setinggi langit…
Lalu mungkin kita juga hanya bersenang-senang saja dengan dunia yang sedikit beranjak dewasa…
Ketika kita butuh uang untuk menuntaskan hasrat cinta muda kita…
Sekali lagi kita sering membohongi bunda…
dengan mengatakan… ”bu… saya butuh uang… untuk biaya praktikum… kira-kira… sekian juta…”
Lalu bunda bilang… ”nak… apa tidak bisa di cicil… ???
Kita dengan segera menjawab… ”gak bisa bu… harus sekali bayar…”
Kita tak pernah tahu apa yang ada di benak bunda ketika itu…
Jika saja bunda tahu bahwa itu hanyalah alasan kita semata… karena mungkin saja yang sebenarnya adalah kita butuh uang untuk mentraktir atau menyenangkan pacar tersayang saja…
Dan ternyata bunda selalu saja menyayangi dan berusaha mempercayai kita…
Pada saat kita lulus kuliah…
Kita mungkin bisa melihat betapa bangganya bunda mendapati anaknya sudah menjadi seorang sarjana menangis penuh haru bahagia bunda ketika itu…
Lalu tak lama setelah itu… tiba-taba…
“Bu… sekarang saya sudah dewasa… saya ingin menikahi pacar saya… karena saya mencintai dia… boleh kan bu…?”
Mungkin bunda akan bilang, ”Nak mustinya kamu mencari kerja dulu, lalu setelah sedikit mapan mungkin kamu bisa menikah”
Lalu apa jawab kita, ”Bu! kalo ibu percaya… saya sanggup untuk memberikan makan dia tanpa ibu kasih, saya harap ibu tidak melarang niat saya untuk menikah sekarang, saya sudah dewasa bu, bukan anak kecil yang segalanya harus ibu perhatikan!”
Dan demi kasih sayangnya terhadap kita, maka bundapun sekali lagi meluluskan keinginan kita, sekaligus memberikan kita sedikit bekal untuk mengarungi biduk rumah tangga kita nanti…
Tak berapa lama setelah itu, kitapun merasa sanggup untuk hidup terpisah dari beliau… maka sekali lagi kita merajuk pada bunda…
Pada saat bunda sudah memasuki hari tuanya, kita pun meninggalkan dia dalam hari-hari senjanya…
Dan bunda tak pernah meminta kita untuk menemaninya karena bunda pikir anaknya sudah mempunyai kehidupan sendiri…
Bertahun-tahun kita meninggalkan bunda dan mungkin hanya setahun sekali saja kita menengok dia, itupun pada saat Hari Raya saja…
Lalu, ketika Bunda sakit di hari tuanya…
Mungkin bunda mengharapkan kasih sayang anaknya bisa sedikit menghibur dia…
Tapi, sering kita mengabaikan harapan bunda…
Kita mungkin merasa direpotkan hanya dengan mengurusi seorang wanita tua yang sudah tak berdaya itu… maka dengan tanpa ragu lagi kita antarkan bunda pada sebuah panti jompo, kita tinggalkan bunda dengan segala harapannya terhadap kita…
Lalu pada saat Allah hendak menjemput dia, kita mungkin sedang tenggelam dalam kehidupan yang sudah menyita sebagian hati nurani kita…
Hingga satu hari terdengar bunyi dering telepon yang memberikan kabar bahwa bunda sakit
Dan aku tak berani bilang bahwa mungkin saja hati kita sudah bebal dan telinga kita sudah tuli akan kenyataan ini…

Selasa, 09 April 2013

Menjadi Majikan Bagi Nasib Diri Sendiri

Amsoni Sihombing

23:32  -  Publik
Menjadi Majikan Bagi Nasib Diri Sendiri
Miskin dan kaya adalah nasib ” ini adalah mitos yang berlaku di dalam masyarakat, khususnya di negara berkembang. Tak terkecuali di negara kita, Indonesia.
Saya sering mendengar, bahkan mungkin termasuk di antara kita pernah berucap; miskin sudah merupakan nasib. Bagaimanapun kita bekerja keras, tidak mungkin berubah, karena ini sudah suratan takdir. Sebaliknya, kalau nasib sudah ditentukan kaya dari “sononya”, maka usaha apa pun, bahkan kerja “seenaknya” bisa menjadikan kita sukses dan kaya.
Mitos seperti ini, sadar atau tidak, sudah diterima secara dogmatis di dalam masyarakat. Ditambah dengan mitos-mitos modern yang destruktif, seperti; bila berpendidikan rendah (hanya lulusan SMA/SMP/bahkan SD) maka spontan yang timbul di benak kita; kita sulit maju, sulit sukses dan kaya.

Dengan persepsi seperti ini, jelas kita telah terkena penyakit mitos yang menyesatkan. Hal ini akan mempengaruhi sikap mental dalam praktek di kehidupan nyata, sehingga menghasilkan kualitas hidup “ala kadarnya” atau sekedar hidup. Jika mitos ini dimiliki oleh mayoritas masyarakat kita, bagaimana mungkin kita bisa mengentaskan kemiskinan untuk menuju pada cita cita bangsa , yaitu; masyarakat adil-makmur dan sejahtera.

Kemiskinan sering kali merupakan penyakit dari pikiran dan hasil dari ketidaktahuan kita tentang prinsip hukum kesuksesan yang berlaku. Bila kita mampu berpikir bahwa kita bisa sukses dan mau belajar, serta menjalankan prinsip-pinsip hukum kesuksesan, mau membina karakteristik positif, yaitu; punya tujuan yang jelas, mau kerja keras, ulet, siap belajar, dan berjuang, maka akan terbuka kemungkinan-kemungkinan atau aktifitas-aktifitas produktif yang dapat merubah nasib gagal menjadi sukses. Miskin menjadi kaya! Seperti pepatah dalam bahasa Inggris “character is destiny”, karakter adalah nasib.

Tidak peduli bagaimana Anda hari ini, dari keturunan siapa, berwarna kulit apa, atau apa latar belakang pendidikan Anda. Ingat, Anda punya hak untuk sukses!!!
Seperti kata-kata mutiara yang saya tulis; Kesuksesan bukan milik orang-orang tertentu. Sukses milik Anda, milik saya, dan milik siapa saja yang benar-benar menyadari, menginginkan, dan memperjuangkan dengan sepenuh hati.

Hancurkan mitos “miskin adalah nasib saya!”
Bangun karakter dan mental sukses!!!
Karena kita adalah penentu masa depan kita sendiri!
Majikan bagi nasib kita sendiri!
Sekali lagi, coh che chi ming yuin tek cu ren. Jadilah majikan bagi nasib diri sendiri.

@AMS,,,,^_^

Hidup, Belajar Dari Kesalahan

Hidup, Belajar Dari Kesalahan
Pikiran manusia memang sulit untuk dikendalikan, Dalam hidup, terkadang kita banyak mengunakan pembenaran untuk hal yang sebenarnya salah / kurang baik, dalam hal ini adalah karena untuk pembelaan terhadap diri sendiri.
Dan terkadang kita tidak dapat melihat kebenaran dan kebaikan yang dilakukan oleh orang lain, yang dalam hal ini dikarenakan oleh iri hati atau ketidaksukaan pribadi.
Sulitnya melihat kebaikan sebagai kebaikan, kesalahan sebagai kesalahan.
semua dikarenakan sangat sulit untuk menilai diri sendiri,
Sulit membangkitkan kebaikan di dalam diri, dan sulit mengendalikan kesalahan diri sendiri.

Apapun itu selama kita dapat mempelajari sifat-sifat kita, menyadari semua kesalahan kita, dan berusaha untuk mengubah diri kita kearah yang benar dan positif, semua adalah baik adanya dalam hidup kita.
Tidak ada orang yang selama hidupnya tidak pernah berbuat kesalahan, tetapi kita dapat belajar dari kesalahan. Apapun harus dapat diterima, apapun harus mau dipelajari ( dalam konteks hal yang positif ). maka kita akan menjadi lebih baik lagi.

Walaupun sulit tetapi harus di praktekkan, jangan berhenti sampai ditengah jalan harus berjuang agar hidup kita menjadi lebih baik dan lebih baik lagi ( better and better).
mari kita bersama-sama melangkah dalam kemajuan hidup bukan sebaliknya.
Sadari semua orang memiliki kelebihannya sendiri, memiliki kekurangannya sendiri dan harus terus berusaha untuk bersama-sama saling mendukung dan memotivasi.

Ini ada cerita renungan tentang seekor anak burung unta yang ingin belajar terbang,. Dia merasa malu karena orang tuanya dan kelompoknya tidak bisa terbang, sedangkan sejak dilahirkan dia sering sekali mengamati burung-burung lain yang dapat terbang kesana-kemari.
Sedangkan hidup mereka hanya bisa berlari kesana-kemari, menari dan berputar-putar.
Akhirnya ketidakpuasan akan hidup pun melanda dirinya.

Dia pun pergi meninggalkan komunitasnya dan berguru pada burung gereja. Kawanan burung gereja pun menertawakannya dan mereka meninggalkan anak burung unta itu sendirian.
Anak burung unta tersebut pantang menyerah, terus mencari guru baginya untuk bisa terbang, dan pergi menemui kawanan burung beo, burung beo pun berkata: ”Aku sejak lahir sudah punya sayap, tetapi aku hanya dilatih untuk bicara, hidup dalam kandang bagaimana bisa terbang, orang membutuhkan suaraku, bukan keindahanku dalam mengepakan sayapku.”

Lalu anak burung unta tersebut, masih penasaran dengan guru yang mungkin dapat membantunya belajar terbang dia pun mencari burung elang, Burung elang dengan sombongnya berkata:” Lihat badanmu yang begitu besar, bagaimana kau bisa membawa badanmu yang berat itu untuk mengarungi angkasa raya? Sudah jangan bermimpi…. Pulang saja sana!”
Masih pantang menyerah dan pergi menemui burung nazar (burung pemakan bangkai).

Lalu Kawanan burung nasar itu senang dengan hadirnya burung unta yang bodoh itu sebab dia adalah santapan lezat untuk mereka. Mereka pun berkata: ”Hai anak burung, Kami akan mengajarimu terbang, tetapi kamu harus terbang dari puncak bukit ini dan terjun ke jurang dibawah sana dengan mengepakan sayapmu. Sekarang belajar dulu di daratan ini untuk mengepakan sayapmu, kemudian berlari sekuat tenaga untuk terbang melewati puncak tebing ini sampai di puncak tebing seberang ”

Apa yang terjadi? Burung onta itu jatuh ke dalam jurang dan menjadi mangsa empuk bagi para burung nazar yang kemudian berpesta pora.
Seandainya burung unta itu mendengarkan nasihat orang tuanya, maka ia akan baik-baik belajar tarian burung unta, dan akan hidup dengan bahagia menghibur semua orang di kebun binatang dengan keanggunan tariannya, membuat dirinya dihargai sebagai burung ‘balerina’ dan ‘penari handal’, atau pun sebagai ‘burung pelari marathon’ . Tetapi semua berubah mengenaskan karena kebodohannya dan ketidakpuasan dirinya.

Think about your future possibilities and the fact that your potential is virtually unlimited.
You can do what you want to do and go where you want to go.
You can be the person you want to be.
You can set large and small goals and make plans and move step-by-step, progressively toward their realization.

@ams forever######

We Create Our Life

We Create Our Life

Menangislah sejadi-jadinya dalam semalam..
Karena esok harus mulai merintis masa depan..

Tidaklah mungkin bagi manusia untuk hidup tanpa menghadapi masalah dan kesedihan. Dan tidak ada pula manusia yang dilahirkan dalam bentuk “PERFECT”. Sepintar-pintarnya atau setampan-tampannya dia pasti tetap memiliki kecacatan (imperfect).


Kebanyakan orang mengalami stress yang amat sangat begitu menghadapi masalah, karena mereka beranggapan bahwa hidup itu bebas dari masalah, Padahal sesungguhnya dengan adanya masalah dan kesedihan, orang-orang dapat bertahan hidup dan menciptakan masa depannya, dan karena ada masalah jugalah seseorang baru dapat menghargai hidupnya. Keinginan bebas dari masalah tentu diinginkan banyak orang, termasuk juga saya dan Anda sekalian :)

Tetapi apakah hidup kita bisa demikian? Tanpa masalah? Tentu tidak donk.. ”Life Is Not Flat”. Hidup kita tidak sedatar layar televisi LCD atau Plasma, juga tidak sedatar kaya jendela. Hidup penuh dengan lika-liku, demikian pula masa depan kita penuh suka dan duka.
Bila kita melihat masalah tersebut sebagai sebuah keindahan. Maka hidup kita akan indah, tetapi bila kita melihat masalah sebagai penderitaan yang amat sangat penuh bebas, maka hidup ini pun serasa di neraka dan terasa penuh beban hidup.

Ada sebuah cerita tentang teman kantorku yang begitu luar biasa. Seperti biasa kami masuk kerja jam 8. Di kantor ada wakil pimpinan yang suka uring-uringan dan terkadan lampiasin ke karyawan yang lain ( kita sebut saja si X) . Pagi-pagi temanku datang udah kena semprot si X yang sedang uring-uringan.

Yah tentu saja kita bisa bayangin betapa dongkolnya hati kita kalau misalnya kita dimarahin tanpa sebab dan alasan yang jelas. Sesampainya di lantai atas kantor tempat aku bekerja, dia pun cerita tentang seluk beluk peristiwa nya. Sampai ada sebuah celotehnnya yang membuat aku sangat tertarik yaitu saat temanku mengatakan “ Jangan membiarkan omelan dari dia (red si X) membuatku bad mud dan merusak hari-hariku yang bahagia ini".

Sungguh luar biasa, dia dapat mengubah dari suatu masalah menjadi suatu faktor pendorong yang dapat memicu agar dia menjadi lebih giat dan semangat dalam bekerja. Dia dapat mengubah energi negatife yang dia terima menjadi energi positif, dimana omelan yang dia terima dapat dia redam tanpa melampiaskan lagi ke orang lain. Kalau dilampiasin lagi kan jadinya energi negatif menjadi energi negatif lagi :)

Jangan karena satu masalah dan saya membuat masalah yg baru,
Jangan karena satu masalah membuat saya menderita selamanya,
Jadikan masalah sebagai tantangan untuk diselesaikan, jadikanlah masalah sebagai batu loncatanmu untuk sebuah kesuksesan.
Bila lari dari masalah sesungguhnya didepan sana masalah yang lebih besar akan menghadang saya…
Bila tidak lari dari masalah, maka bila ada masalah yang timbul lagi kemudian, setidaknya saya sudah jauh lebih kuat, lebih tegar dan lebih bijak dalam melihat semua duduk permasalahannya.
__________________________________
“Sungguh mudah untuk merasa senang
Bila hidup mengalun bagaikan nada
Tetapi manusia yang berharga
Adalah dia yang dapat tersenyum
Ketika hidup sedang suram”


+Amsoni Sihombing 

SELAMAT NATAL IBU, TAHUN INI AKU TIDAK PULANG

Aku merenung sejenak menatap lampu jalanan yang sudah mulai menyala. Ku susuri perlahan trotoar berdebu itu dengan perlahan tanpa berniat un...