Jumat, 21 Juni 2013

Penyesalan,,,,

“Penyesalan selalu datang terlambat”, kata-kata ini seakan sudah menjadi hukum yang disepakati bersama. Jarang sekali pendapat “sesal dulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna” bisa diejawantahkan. Hal ini bisa terjadi karena saya belum bisa menyeimbangkan tiga perangkat penting yang dianugerahkan Tuhan kepada saya : akal, perasaan dan kecerdasan spiritual. Tiga komponen ini adalah satu kesatuan yang tak mungkin dipisahkan.
Sulit sekali memang ketika dihadapkan pada sebuah permasalahan atau pilihan, saya “bertanya” dengan apik kepada ketiga komponen yang kita miliki tersebut. Terkadang, perasaan lebih dominan hingga akal terkalahkan. Jadilah keputusan yang dibuat jauh dari cara pandang secara umum. Atau sebaliknya, akal lebih menguasai hingga kita jadi seorang makhluk yang tak punya rasa empati. Lebih parah lagi ketika kita sama sekali tidak melirik pada kecerdasan spiritual yang saya punyai, dan sayapun tidak terlalu cerdas untuk yang satu ini.
Maafkan saya sahabat. Penyesalan menjadi penting untuk dibahas, karena kecerobohon demi kecorobohan yang saya lakukan akhir-akhir ini. Spiritual yang tak terasah telah membuat saya melaju menjadi seorang hamba yang sombong, kehilangan rasa empati dan sering mengeluh. Pertolongan Tuhan serasa sulit digapai, Syair lagu Bimbo “Aku jauh.. Engkau jauh… Hati adalah cermin.. tempat pahala dan dosa bertarung.. “ seringkali terngiang tapi tak satupun perubahan yang saya lakukan. Saya merasa “stag”, tak bisa bergerak, tak bisa berbuat apa-apa, bahkan menangis pun tak bisa, tak ada yang bisa menyentuh perasaan terdalam padahal saya adalah seorang pria.
“Tangisan adalah senjata” tidak berlaku sama sekali. Hati ini terasa begitu gersang. Saya merasa ngeri dengan diri sendiri, berada di “negeri lain” dan tak menghiraukan dunia yang sudah ada. Saya tidak peduli dengan pandangan teman-teman, saya tidak peduli dengan lingkungan, tidak bisa membedakan hak dan kewajiban, mencampuradukkan benar dengan salah, dan tak ingin berpikir yang membuat lelah. Saya lelah lahir batin. Norak ya sobat ?
Bacaan-bacaan penggugah semangat juga tak mempan.Nasehat demi nasehat dari orang terdekat hanya melintas di telinga untuk sekejap..
jiwa saya gelisah, saya ragu apakah Tuhan dengan apa yang saya perbuat saat ini ?
Dalam hati, saya teriak dan menangis.. hingga curhat-curhatnya yang lain tak sempat saya dengarkan dengan seksama. Saya rasakan “tamparan demi tamparan” Tuhan merasuk dalam hati, sejuk sekali.. Kasih sayang Tuhan serasa menjalar di setiap pembuluh darah.
Penyesalan selalu datang terlambat. berbulan-bulan, cukup lama untuk sebuah kekecewaan dan kemalasan, cukup lama untuk berubah, cukup lama untuk bersekutu dgn Tuhan dan cukup lama untuk mengabaikan sesama. Tiba-tiba rasa takut menyelinap.. andaikan Tuhan memanggil dalam keadaan terburuk itu, sanggupkah saya menghadap-Nya ? ya Tuhan..
“Ya Tuhan, jadikan penyesalan ku ini sebagai penyesalan terakhir. Beri aku kemampuan untuk mengerahkan semua instrument yang Kau anugerahkan sebagai kompas untuk penuntun langkah dalam setiap detak kehidupan, hingga tiada lagi penyesalan tak berguna. Ijinkan aku menitipkan cinta untuk semua makhluk yang telah Kau hadirkan tuk belajarku. Pandu aku untuk bisa selalu mengasihi. Ampuni aku ya Tuhan. Makasih telah ajari aku cintai-Mu lewat jalan yang Kau sukai”

@amsoni SH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SELAMAT NATAL IBU, TAHUN INI AKU TIDAK PULANG

Aku merenung sejenak menatap lampu jalanan yang sudah mulai menyala. Ku susuri perlahan trotoar berdebu itu dengan perlahan tanpa berniat un...